Nama : Arnoldus Sutaryanto
NPM :
19210610
Kelas : 3EA18
PERNALARAN INDUKTIF
Pernalaran induktif
adalah pernalaran yang bertolak dari pernyataan-pernyataan yang khusus dan
menghasilkan simpulan yang umum. Dengan kata lain, simpulan yang diperoleh
tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa bentuk pernalaran induktif
adalah sebagai berikut.
1.Generalisasi
Generalisasi
ialah proses pernalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai
sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. Dari beberapa
gejala dan data, kita ragu-ragu mengatakan bahwa “Lulusan sekolah A
pintar-pintar.” Hal ini dapat kita simpulkan setelahbeberapa data sebagai
pernyataan memberikan gambaran seperti itu.
Contoh:
Jika
dipanaskan, besi memuai.
Jika
dipanaskan, tembaga memuai.
Jika
dipanaskan, emas memuai.
Jadi,jika dipanaskan, logam memuai.
Sahih
atau tidak sahihnya simpulan dari generalisasi itu dapat dilihat dari hal-hal
yang berikut:
1) Data
itu harus memadai jumlahnya. Makin banyak data yang dipaparkan, makin sahih
simpulan yang diperoleh.
2) Data
itu harus mewakili keseluruhan. Dari data yang sama itu akan dihasilkan
simpulan yang sahih.
3) Pengecualian
perlu diperhitungkan karena data-data yang mempunyai sifat khusus tidak dapat
dijadikan data.
2.Analogi
Analogi
adalah cara penarikan pernalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai
sifat yang sama.
Contoh:
Ryan
adalah lulusan akademi A.
Ryan
dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tari
adalah lulusan akademi A.
Oleh
sebab itu, Ryan dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Tujuan
pernalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1) Analogi
dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2) Analogi
digunakan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3) Analogi
digunakan untuk menyusun klasifikasi.
3.Hubungan Kausal
Hubungan
kausal adalah pernalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling
berhubungan. Misalnya, tombol ditekan,
akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal
ini sering kita temukan. Hujan turun
danjalan-jalan becek. Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia. Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antar masalah, yaitu
sebagai berikut.
a.
Sebab-Akibat
Sebab-akibat
ini berpola A menyebabkan B. di samping itu, hubungan ini dapat pula berpola A
menyebabkan B, C, D, dan seterusnya. Jadi, efek dari satu peristiwa yang
dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu.
Dalam
kaitannya dengan hubungan kausal ini, diperlukan kemampuan pernalaran seseorang
untuk mendapatkan simpulan pernalaran. Hal ini akan terlihat pada suatu
penyebab yang tidak jelas terhadap sebuah akibat yang nyata. Kalau kita melihat
sebiji buah mangga jatuh dari batangnya, kita akan memperkirakan beberapa
kemungkinan penyebabnya. Mungkin mangga itu ditimpa hujan, mungkin dihempass
angin, dan mungkin pula dilempari oleh anak-anak. Pastilah salah satu
kemungkinan itu yang menjadi penyebabnya.
Andaikata
angin tiba-tiba bertiup (A), dan hujan yang tiba-tiba turun (B), ternyata tidak
sebuah mangga pun yang jatuh (E), tentu kita dapat menyimpulkan bahwa jatuhnya
buah mangga itu disebabkan oleh lemparan anak-anak (C).
Pola
seperti itu dapat kita lihat pada rancangan berikut.
angin hujan lemparan mangga jatuh
(A)
(B) (C)
(E)
angin hujan mangga
tidak jatuh
(A)
(B) (E)
Oleh
sebab itu, lemparan anak menyebabkan mangga jatuh.
(C) (E)
Pola-pola seperti itu sesuai pula
dengan metode agreement yang berbunyi
sebagai berikut. Jika dua kasus atau lebih dalam satu gejala mempunyai satu dan
hanya satu kondisi yang mengakibatkan sesuatu, kondisi itu dapat diterima
sebagai penyebab sesuatu tersebut.
teh, gula, garam menyebabkan
kedatangan semut
(P) (Q) (R) (Y)
gula, lada, bawang menyebabkan
kedatangan semut
(Q) (S) (U) (Y)
Jadi,
gula menyebabkan kedatangan semut.
(Q) (Y)
b.
Akibat-Sebab
Akibat-Sebab ini dapat kita lihat pada
peristiwa seseorang yang pergi ke dokter. Ke dokter merupakan akibat dan sakit
merupakan sebab, jadi mrip dengan entimen. Akan tetapi, dalam pernalaran jenis
akibat-sebabini, peristiwa sebab merupakan simpulan.
c.
Akibat-Akibat
Akibat-Akibat adalah suatu pernalaran
yang menyiratkan penyebabnya. Peristiwa “akibat” langsung disimpulkan pada
suatu “akibat” yang lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
Ketika
pulang dari pasar, Ibu Meysya melihat tanah di halamannya becek. Ibu langsung
menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam
kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan, yaitu hari hujan. Pola itu dapat
dilihat seperti berikut.
hujan menyebabkan tanah
becek
(A) (B)
hujan menyebabkan kain
jemuran basah
(A) (C)
Dalam proses pernalaran,
“akibat-akibat”, peristiwa tanah becek (B) merupakan data, dan peristiwa kain
jemuran basah (C) merupakan simpulan.
Jadi,
karena tanah becek, pasti kain jemuran basah.
(B) (C)
4.Salah Nalar
Gagasan,
pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat disebut salah nalar. Salah nalar ini disebabkan
oleh ketidaktepatan orang mengikuti tata cara pikirannya. Apabila kita
perhatikan beberapa kalimat dalam bahasa Indonesia secara cermat, kadang-kadang
kita temukan beberapa pernyataan atau premis tidak masuk akal. Kalimat-kalimat
yang seperti itu disebut kalimat dari hasil salah nalar. Kalau kita pilah-pilah
beberapa bentuk salah nalar itu, kita dapat membagi salah nalar itu dalam
beberapa macam, yaitu sebagai berikut.
4.1.Deduksi yang Salah
Salah nalar yang disebabkan oleh
deduksi yang salah merupakan salah nalar yang amat sering dilakukan orang. Hal
ini terjadi karena orang salah mengambil simpulan dari suatu silogisme dengan
diawali oleh premis yang salah atau tidak memenuhi syarat. Beberapa contoh
salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
a. Pak
Julian tidak dapat dipilih sebagai lurah di sini karena dia miskin.
b. Bunga
anggrek sebetulnya tidak perlu dipelihara karena bunga anggrek banyak ditemukan
dalam hutan.
c. Dia
pasti cepat mati karena dia menderita penyakit jantung.
4.2.Generalisasi Terlalu Luas
Salah
nalar jenis ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak
seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil
menjadi salah. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
a. Gadis
Bandung cantik-cantik.
b. Kuli
pelabuhan jiwanya kasar.
c. Orang
makasar pandai berdayung.
4.3.Pemilihan Terbatas pada Dua ALternatif
Salah
nalar ini dilandasi oleh pernalaran alternative yang tidak tepat dengan
pemilihan “itu” atau “ini”. Beberapa contoh pernalaran yang salah seperti itu
adalah sebagai berikut.
a. Engkau
harus mengikuti kehendak ayah, atau engkau harus berangkat dari rumah ini.
b. Dia
membakar rumahnya agar kejahatannya tidak diketahui orang.
c. Engkau
harus memilih antara hidup di Jakarta dengan serba kekurangan dan hidup di
kampung dengan menanggung malu.
4.4.Penyebab yang Salah Nalar
Salah nalar jenis ini disebabkan oelh
kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadi pergeseran maksud.
Orang tidak menyadari bahwa yang dikatakannya itu adalah salah. Beberapa contoh
salah nilai yang termasuk jenis ini adalah sebagai berikut.
a. Matanya
buta sejak beberapa waktu yang lalu. Itu tandanya dia melihat gerhana matahari
total.
b. Sejak
ia memperhatikan dan membersihkan kuburan para leluhurnya, dia hamil.
c. Kalau
ingin dikenal orang, kita harus memakai kecamata.
4.5.Analogi yang Salah
Salah
nalar dapat terjadi apabila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain
dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan
pada segi yang lain. Beberapa contoh jenis salah nalar seperti ini adalah
sebagai berikut.
a. Julian,
seseorang alumni Universitas Indonesia, dapat menyelesaikan tugasnya dengan
baik. Oleh sebab itu. Bintang, seorang alumni Universitas Indonesia, tentu
dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.
b. Pada
hari Senin, langit di sebelah barat menghitam, angin bertiup kencang, dan tidak
lama kemudian turun hujan. Pada hari Selasa, langit sebelah barat menghitam,
angin bertiup kencang, dan tidak lama kemudian turun hujan. Pada hari Rabu,
langit sebelah barat menghitam, angin bertiup kencang. Hal ini menandakan bahwa
tidak lama lagi akan turun hujan.
4.6.Argumentasi Bidik Orang
Salah
nalar jenis ini adalah salah nalar yang disebabkan oleh sikap menghubungkan
sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Dengan kata lain, sesuatu itu
selalu dihubungkan dengan orangnya. Beberapa contoh salah nalar jenis ini adalah
sebagai berikut.
a. Program
keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas keluarga
berencana itu mempunyai anak enam orang.
b. Kamu
tidak boleh kawin dengan Sonia karena orang tua Soniaitu bekas penjahat.
4.7.Meniru-niru yang Sudah Ada
Salah
nalar jenis ini adalah salah nalar yang berhubungan dengan anggapan bahwa
sesuatu itu dapat kita lakukan kalau atasan kita melakukan hal itu. Beberapa
contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
a. Peserta
penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang menghadiri
acara pembukaan pun sudah pulang semua.
b. Siswa
SMA seharusnya dibenarkan mempergunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal
matematika sebab professor pun menggunakan kalkulator ketika menyelesaikan soal
matematika.
4.8.Penyamarataan Para Ahli
Salah
nalar itudisebabkan oleh anggapan orang tentang berbagai ilmu dengan pandangan
yang sama. Hal ini akan mengakibatkan kekeliruan mengambil simpulan. Beberapa
contoh salah nalar jenis ini adalah sebagai berikut.
a. Perkembangan
system pelayaran kita dpat dibahas secara panjang lebar oleh Ahmad Ichsan,
seorang tukang kayu yang terkenal itu.
b. Pembangunan
pasar swalayan itu sesuai dengan saran Iman, seorang ahli di bidang perikanan.
Sumber
:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
Dari buku :
“Penalaran deduktif-induktif dalam wacana bahasa Indonesia”
Pengarang :
T. Fatimah Djajasudarma
Penerbit : Alqaprint Jatinangor, 1999
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar