Karakteristik Konsumen Indonesia dan
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen di Indonesia
Nama :Arnoldus Sutaryanto
NPM : 19210610
Kelas : 3EA18
Indonesia
memiliki lebih dari 220 juta penduduk dengan ratusan suku yang tersebar di
berbagai pulai.Sekalipun berbeda-beda suku dan bahasa, namun pasti ada kesamaan
karakter,yang bisa dijadikan patokan bagi para marketer untuk menjalankan
strategi marketing. 10 karakter unik konsumen Indonesia bisa di jadikan
referensi yang pas untuk itu.Namun Anda harus hati-hati menyelami karakter ini.
Karakter dari konsumen Indonesia itu antara lain :
1. Berpikir jangka pendek (short term perspective)
ternyata sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir
jangka pendek dan sulit untuk diajak berpikir jangka panjang, salah satu
cirinya adalah dengan mencari yang serba instant.
2. Tidak
terencana (dominated by unplanned behavior)
Hal ini tercermin pada kebiasaan impulse buying, yaitu
membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa perencanaan sebelumnya).
3. Suka
berkumpul
Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan suka berkumpul
(sosialisasi). Salah satu indikator terkini adalah situs social networking
seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan digunakan secara luas di
Indonesia.
4. Gagap
teknologi (not adaptive to high technology)
Sebagian besar konsumen Indonesia tidak begitu
menguasai teknologi tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan
fitur yang umum digunakan kebanyakan pengguna lain.
5. Berorientasi
pada konteks (context, not content oriented)
Konsumen kita cenderung menilai dan memilih sesuatu dari tampilan luarnya. Dengan begitu,konteks-konteks yang
meliputi suatu hal justru lebih menarik ketimbang hal itu sendiri.
6. Suka
buatan Luar Negeri (receptive to COO effect)
Sebagian konsumen Indonesia juga lebih menyukai produk
luar negeri daripada produk dalam negeri,
karna bias dibilang kualitasnya juga lebih bagus dibanding produk di indonesia
7. Beragama(religious)
Konsumen Indonesia sangat peduli terhadap isu agama.
Inilah salah satu karakter khas konsumen Indonesia yang percaya pada ajaran
agamanya. Konsumen akan lebih percaya jika perkataan itu dikemukakan oleh
seorang tokoh agama, ulama atau pendeta. Konsumen juga suka dengan produk yang
mengusung simbol-simbol agama.
8. Gengsi
(putting prestige as important motive)
Konsumen Indonesia amat getol dengan gengsi. Banyak yang
ingin cepat naik “status” walau belum waktunya. Saking pentingnya urusan gengsi
ini, mobil-mobil mewah pun tetap laristerjual di negeri kita pada saat krisis
ekonomi sekalipun. Menurut Handi Irawan D, ada tiga budaya yang
menyebabkangengsi. Konsumen Indonesia suka bersosialisasi sehingga mendorong
orang untuk pamer. Budaya feodal yang masihmelekat sehingga menciptakan
kelas-kelas sosial dan akhirnya terjadi “pemberontakan” untuk cepat naik
kelas. Masyarakat kita mengukur kesuksesan dengn materi dan jabatan
sehingga mendorong untuk saling pamer.
9.
Budaya lokal (strong in subculture)
Sekalipun konsumen Indonesia gengsi dan menyukai produk
luar negeri, namun unsur fanatisme kedaerahan-nya ternyata cukup tinggi.
Ini bukan berarti bertentangan dengan hukum perilaku yang lain.
10. Kurang
peduli lingkungan (low consciousness towards environment)
Salah satu karakter konsumen Indonesia yang unik adalah
kekurang pedulian mereka terhadap isu lingkungan. Tetapi jika melihat prospek
kedepan kepedulian konsumen terhadap lingkungan akan semakin meningkat,
terutama mereka yang tinggal di perkotaan begitu pula dengan kalangan
menengah atas relatif lebih mudah paham dengan isu lingkungan. Lagi pula mereka
pun memiliki daya beli terhadap harga premium sehingga akan lebih mudah
memasarkan produk dengan tema ramah lingkungan terhadap mereka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku konsumen
Kotler, Philip,
Keller, Kevin Lane & Amstrong (2001:196)
Sikap konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam membeli, dimana seseorang mempunyai sikap terhadap segala sesuatu,
Sikap konsumen akan mempengaruhi pilihannya dalam membeli, dimana seseorang mempunyai sikap terhadap segala sesuatu,
Faktor Budaya
Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangata penting bagi
perilaku konsumen. Budaa merupakan penentu keinginan dan perilaku, pembentuk
paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai,
persepsi, referensi, dan perilaku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting
lainnya. Masing-masing budaya terdir dari sub-budaya ang lebih menampakkan
identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencapai
kebangsaan, suku, agama, ras, kelompok, bagi para anggotnya. Ketika sub-budaya
menjadi besar dan cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program
pemasar yang dicermat disana.
Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, peran dan status
sosial. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruhlangsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut.
Contoh: Seorang yang memiliki peran sebagai manajer dan status
yang lebih tinggi dari pegawai kantor, dimana ia juga memiliki banyak keluarga
dab abak, tentu ia akan tertarik dengan produk mobil dariToyota karena, ada
kesesuaian antara kebutuhan dan keunggulan Toyota sebagai mobil keluarga ideal.
terbaik indonesia, ia bahkan juga bisa membeli pakaian mahal dan juga
keluarganya, membeli rumah besar dan keluarganya lain-lain
Faktor pribadi
Keputsan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri juga nilai dan gaya
hidup pembeli.
Faktor Psikologis
Titik awal untuk mempengaruhi perilaku konsumen adalah
adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya.
Suatu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu
untuk menghasilkan proses keputusan dn keputusan pembalian. Tugas pemasar
adalah memahami apa yang terjadi kesadaran konsumen antara datangnya
rangasangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empatn proses
pskologi (motivasi), perseps, ingatan, dan pembelajaran) secara fundamental,
mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.
misalnya :
agama, politik, pakaian, makanan, dan lain-lain. Sikap menempatkan seseorang
dalam kerangka berpikir, menyukai atau tidak menyukai, menghampiri atau
menjual.
Menurut
Azwar (1988:24)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
yaitu : pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi
dalam diri individu. Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap konsumen bisa diubah.
Dua cara lain yang bisa dilakukan pemasar untuk mempengaruhi seseorang untuk
membeli produk atau merek yaitu : menyesuaikan atribut-atribut produknya dengan
sikap konsumen yang telah ada, atau dengan mengubah sikap konsumen. Pilihan
manapun dilakukan tentunya didasarkan pada biaya yang dikeluarkan untuk setiap
alternatif.
Menurut
F. Engel - Roger D Blackwell-Pul W. Miniart
dalam saladin terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi konsumen yaitu:
1. Pengaruh lingkungan,
terdapat, budaya, kelas sosial,
keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku kinsumen adalah
mempengaruhi pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam
mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang
kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor
tersebut diatas.
2. Perbedaan dan pengaruh
individu,
terdiri dari motivasi dan
keterlibatan, pengetahuan, sikap kepribadian, gaya hidup, dan
demografi.Perbedaan individu merupakan faktor internal (interpersonal) yang
menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan
memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
3. Proses psikologi
terdiri dari pengolahan informasi
pembelanjaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah
minat utama dari penelitian konsumen dalam pengambilan keputusan pembalian.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar