Translate

Kamis, 19 April 2012

Tugas Perilaku Keorganisasian ke-4

Perusahaan Playstation ( Kepemimpian Segi Situasi )
Kasus dalam kepemimpinan dalam segi situasi


Kerugian Rp 58,2 triliun memaksa Sony memberhentikan 10 ribu karyawannya. Bukan kali ini saja raksasa elektronik Jepang itu mengambil keputusan strategis demi bertahan hidup dengan memangkas ribuan karyawan dan menutup pabriknya.

Kemungkinan terburuk dari kasus ini, seperti ramai diperbincangkan, adalah jika Sony sampai gulung tikar. Tentu, banyak pengguna fanatiknya yang bakal kecewa berat.

Diakui oleh Resha, gamer yang juga gadget mania, brand dari produk-produk Sony ada yang sudah menjadi merek generik, contohnya konsol game PlayStation (PS).
 
"Kalau main game ya orang biasanya nyebut main PS, bukan main Xbox atau main Wii. PS sudah jadi merek generik untuk konsol game. Itu makanya banyak rental PS di Indonesia," tukasnya pada detikINET, Jumat (13/4/2012).

Begitu pula dengan Barbara. Menurutnya, PlayStation sudah setia menemaninya bermain game bertahun-tahun lamanya. Mulai dari awal Sony menghadirkan PS 1, hingga yang terakhir PS 3.

"Rasanya pasti beda. PS itu enak banget untuk main game, apalagi kalau sedang kumpul bareng teman-teman. Kita pasti kecewa banget kalau PS tak lagi diproduksi gara-gara Sony bangkrut," cemasnya.

Sony yang tengah anjlok pendapatannya memang sengaja mengurangi pegawai agar tak terlalu berat beban operasionalnya. Perusahaan pionir Walkman ini juga merestrukturisasi dan melebur sejumlah divisinya agar optimal dalam menciptakan produk baru.

Ketakutan Resha, Barbara, dan para pengguna PlayStation lainnya mungkin belum akan jadi kenyataan dalam waktu dekat. Alih-alih menutup divisi PlayStation, Sony malah berjanji memperkuat divisi game tersebut sebagai satu dari tiga pilar bisnis yang akan terus difokuskan pengembangannya.
Dari kasus di atas, pihak dan para pejabat sony harus mengubah gaya kepemimpinan yang selama ini salah di gunakan, gaya kepemimpinan yang tepat di pakai untuk pihak sony adalah gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan Demokratis / Partisipatif . Gaya ini mengharuskan para pihak sony harus bersikap demokratis dan membuka pikiran atas ide ide dari para karyawan yang akan merubah paradigma yang selama ini salah. Dan pemimpin perusahan seharusnya melihat kedepan bukan kebelakang.
 Ciri-ciri gaya kepemimpinan demokratis:
1. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin.
2. Kegiatan-kegiatan didiskusikan, langkah-langkah umum untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih alternatif prosedur yang dapat dipilih.
3. Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok.



ANATOMI ORGANISASI

Anatomi organisasi dapat ditemukan pada pendistribusian dan pengalokasian proses pengambilan keputusan. Psikologi organisasi dapat dipertemukan pada proses organisasi mempengaruhi keputusan setiap anggotanya.

PROSES KEPUTUSAN YANG RUMIT

Sebenarnya, hampir tidak ada keputusan yang diambil dalam suatu organisasi merupakan tugas seorang individu. Suatu keputusan merupakan hasil dari komunikasi berbagai individu dalam organisasi baik secara formal maupun informal. Saat semua komponen sudah teridentifikasi, maka peran seseorang yang secara aktual merumuskan keputusan tersebut sudah dilupakan.

Tingkatan pengaruh
Pengaruh digunakan secara penuh ketika suatu keputusan yang diambil seseorang mengarahkan setiap aspek perilaku orang lain. Seringkali pengaruh itu timbul hanya dalam jumlah yang terbatas saat digunakan secara hati-hati. Seorang bawahan dapat diberitahu apa yang harus dilakukan, tapi harus diberi pengarahan tentang bagaimana ia melaksanakan tugas tersebut.


Sebuah analisis yang realistis tentang pengaruh secara umum dan wewenang secara khusus menunjukkan bahwa pengaruh dapat dilaksanakan dengan tingkatan kekhususan. Untuk menentukan lingkup pengaruh atau wewenang dalam suatu kasus tertentu, perlu menentukan keputusan oleh bawahan hanyalah menyangkut bagiannya saja dan kemudian menentukan bagian mana yang ditentukan oleh atasan dan bagian mana yang ditinggalkan untuk diputuskan oleh bawahan.


Perilaku seorang yang rasional dapat dikendalikan jika nilai dan landasan faktual yang mendasari keputusannya sudah ditentukan untuknya. Pengendalian ini bisa bersifat menyeluruh atau sebagian, seluruh landasan dapat ditentukan atau sebagain dapat diserahkan kepada keputusannya sendiri.



                      - Detik.net

Rabu, 18 April 2012

Jendral Soedirman

TUGAS
PERILAKU KEORGANISASIAN















                          NAMA                    : ARNOLDUS SUTARYANTO
       NPM                       : 19210610
                          KELAS                   : 2EA18




Jendral Besar Soedirman (Ejaan Soewandi: Sudirman) (lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. enderal Sudirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi seorang jenderal. Meski menderita sakit paru-paru yang parah, ia tetap bergerilya melawan Belanda. Ia berlatarbelakang seorang guru HIS Muhammadiyah di Cilacap dan giat di kepanduan Hizbul Wathan

Ketika pendudukan Jepang, ia masuk tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor yang begitu tamat pendidikan, langsung menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Ia merupakan Pahlawan Pembela Kemerdekaan yang tidak perduli pada keadaan dirinya sendiri demi mempertahankan Republik Indonesia yang dicintainya. Ia tercatat sebagai Panglima sekaligus Jenderal pertama dan termuda Republik ini.

Sudirman merupakan salah satu pejuang dan pemimpin teladan bangsa ini. Pribadinya teguh pada prinsip dan keyakinan, selalu mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dan bangsa di atas kepentingan pribadinya. Ia selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara. Hal ini boleh dilihat ketika Agresi Militer II Belanda. Ia yang dalam keadaan lemah karena sakit tetap bertekad ikut terjun bergerilya walaupun harus ditandu. Dalam keadaan sakit, ia memimpin dan memberi semangat pada prajuritnya untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda. Itulah sebabnya kenapa ia disebutkan merupakan salah satu tokoh besar yang dilahirkan oleh revolusi negeri ini.

Sudirman yang dilahirkan di Bodas Karangjati, Purbalingga, 24 Januari 1916, ini memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa, sebuah sekolah yang terkenal berjiwa nasional yang tinggi. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tapi tidak sampai tamat. Sudirman muda yang terkenal disiplin dan giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan ini kemudian menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Kedisiplinan, jiwa pendidik dan kepanduan itulah kemudian bekal pribadinya hingga bisa menjadi pemimpin tertinggi Angkatan Perang.

Sementara pendidikan militer diawalinya dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Setelah selesai pendidikan, ia diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya. Ketika itu, pria yang memiliki sikap tegas ini sering memprotes tindakan tentara Jepang yang berbuat sewenang-wenang dan bertindak kasar terhadap anak buahnya. Karena sikap tegasnya itu, suatu kali dirinya hampir saja dibunuh oleh tentara Jepang.

Setelah Indonesia merdeka, dalam suatu pertempuran dengan pasukan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Itulah jasa pertamanya sebagai tentara pasca kemerdekaan Indonesia. Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 2 Nopember 1945, ia terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia.

Pada tanggal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberculosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang, Haji Muhammad Soeharto, Abdul Haris Nasution dan dirinya sendiri.

Ø  Menurut saya, Jendral Sudirman telah menjalankan tugasnya dengan baik demi membela Negara. Walaupun dia menderita penyakit paru-paru, tetapi dia tidak mementingkan hal tersebut melainkan dia mementingkan mempertahankan Republik Indonesia.

SUMBER : - http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/02/biografi-jendral-besar-soedirman.html