Translate

Jumat, 19 November 2010

artikel kebudayaan jawa tengah


ARTIKEL ILMU BUDAYA DASAR





Nama : Arnoldus Sutaryanto
 NPM : 19210610
 Kelas : 1EA19


KEBUDAYAAN JAWA TENGAH

    Kebudayaan Jawa merupakan salah satu sosok kebudayaan yang tua. Kebudayaan Jawa mengakar di Jawa Tengah bermula dari kebudayaan nenek moyang yang bermukim di tepian Sungai Bengawan Solo pada ribuan tahun sebelum Masehi. Fosil manusia Jawa purba yang kini menghuni Museum Sangiran di Kabupaten Sragen, merupakan saksi sejarah, betapa tuanya bumi Jawa Tengah sebagai kawasan pemukiman yang dengan sendirinya merupakan suatu kawasan budaya. Dari kebudayaan purba itulah kemudian tumbuh dan berkembang sosok kebudayaan Jawa klasik yang hingga kini terus bergerak menuju kebudayaan Indonesia. Masyarakat Jawa Tengah sebagai ahli waris kebudayaan Jawa klasik bukanlah masyarakat yang homogen atau sewarna, melainkan sebuah masyarakat besar yang mekar dalam keanekaragaman budaya. Hal itu tercermin pada tumbuhnya wilayah-wilayah budaya yang pada pokoknya terdiri atas wilayah budaya Negarigung, wilayah budaya Banyumasan dan wilayah budaya Pesisiran.
    Wilayah budaya Negarigung yang mencakup daerah Surakarta – Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah budaya yang bergayutan dengan tradisikraton(Surakarta dan Yogyakarta). Wilayah budaya Banyumasan menjangkau daerah Banyumas, Kedu dan Bagelen. Sedangkan wilayah budaya pesisiran meliputi daerah Pantai Utara Jawa Tengah yang memanjang dari Timur ke Barat.
    Keragaman budaya tersebut merupakan kondisi dasar yang menguntungkan bagi   mekarnya kreatifitas cipta, ras dan karsa yang terwujud pada sikap budaya.
Di daerah Jawa Tengah segala macam bidang seni tumbuh dan berkembang dengan baik, dan hal ini dapat kita saksikan pada peninggalan-peninggalan yang ada sekarang.
Provinsi Jawa Tengah yang merupakan satu dari sepuluh DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Indonesia dapat dengan mudah dijangkau dari segala penjuru, baik darat, laut maupun udara. Provinsi ini telah melewati sejarah yang panjang, dari jaman purba sampai sekarang. 
sumber : Wikipedia Indonesia
    

Selasa, 02 November 2010

Tugas rangkuman Ilmu Budaya Dasar (Gunadarma)

KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUASTRAAN


  1. PENDEKATAN KESUASTRAAN
IBD yang semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa inggris: manities, istialah ini berasal dari kata latin yaitu Humanus, yang berasal dari manusiawi, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi kesimpulannya aalah the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai nilai Humanus.
Hampir setiap jaman seni, termaksud sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities, ini terjadi karma seni termaksud merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan disbanding dengan cabang the humanities seperti yang terdapat dalam filsafat atau agama.
Karena  itu seni adalah ekspresi yang sifat’a tidak normatif, seni lebbih mudah berkomunikasi. Karma tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikan lebih fleksibel, baik isinya maupun cara penyampainya.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, pada hakekatnya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu filsafat, yang juga mempergunakan bahasa adalah abstrasi. Cinta kasi, bekahagian, kebebasan dan lain-lain. Yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi.
Karena seni memegang penting, maka seni sebagai pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya. Seniman adalah media penyampaian nilai-nilai kemanusiaan.
Orientasi the Humanities adalah ilmu: dengan mempelajari satu atau sebagaian dari disiplin ilmu yang tercakup kedalam the humanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.





B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Istilah prosa , kadang-kadang disebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja. Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering diterjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan  sebagai bentik cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.

Dalam kesastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.

  1. prosa lama meliputi
  1. dongen-dongen
  2. hikayat
  3. sejarah
  4. epos
  5. cerita pelipur lara

  1. prosa baru meliputi
  1. cerita pendek
  2. roman/novel
  3. biografi
  4. kisah
  5. otobiografi

  1. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI
Sebagai yang bertulang pungggung cerita, mau tidak mau karya sasta (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawakan moral, pesan, ataupun cerita. Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai yang diproleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang diproleh pembaca lewat sastra antara lain:
  1. prosa fisik memberikan kesenangan
  2. prosal fisik memberikan informasi
  3. prosal fisik memberikan warisan cultural
  4. prosa memberikan keseimbangan wawasan

  1. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
Pembahasan puisi dalam dalam rangka mempelajari budaya dasar tidak akan diserahkan pada tradisi pendidikan dan pengajar sastra dan apresiasinya yang mumi. Puuisi yang dipakai sebagai media sekaligus sumber belajar dengan tema atau pokok bahasan yang terdapat ilmu budaya dasar.
Kepuitiskan, keartistikan, atau keestetikan bahasa puuisi disebabkan oleh kreatifitas penyair dalam membangun puisinya dengan mengunakan:
  1. Figura bahasa  (figurative languge) seperti gaya personitifikasi, metafor a, perbandingan alegori, dsd sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaranangan.
  2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
  3. Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu., berisi perasaan dan pengalaman jiwa  penyair sehingga hidup  dan memukau.
  4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
  5. Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Adapun alasan yang-alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahaan ilmu budaya dasar adalah sebagai berikut:
  1. Hubungan dengan puisi lama dengan hidup manusia.
  2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
  3. Puisi dan keinsyafan sosial.